Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya, sperti cara berpikir, system nilai (nilai moral, keagamaan,
politik, budaya, dan social), proses
pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah
program pendidikan. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative
prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan
mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, pengembangan
kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses system perencanaan
pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan
dalam pendidikan.
Dalam pengembangan kurikulum dapat diidentifikasi berdasarkan basis
apa yang akan dicapai dalam kurikulum tersebut, seperti alternative yang
menekankan pada kebutuhan mata pelajaran, peserta didik, penguasaan kompetensi
suatu pekerjaan, kebutuhan masyarakat, atau permasalahan social. Oleh karena
itu pengemangan kurikulum perlu dilakukan berlandaskan teori yang tepat agar
kurukulum yang dihasilkan bisa efektive.
Dengan memahami esensi model pengembangan kurikulum dan sejumlah
alternatif model pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum diharapkan
akan bisa bekerja secara lebih sistematis, sistemik dan optimal. Sehingga harapan
ideal terwujudnya suatu kurikulum yang akomodatif dengan berbagai kepentingan,
teori dan praktik bisa diwujudkan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam bab
ini akan diuraikan berbagai model pengembangan kurikulum.
1.
Model
Ralph Tyler
Model
pengembangan kurikulum yang dikemukakan Tyler diajukan berdasarkan pada
beberapa pertanyaan yang mengarah pada langkah-langkah dalam pengembangan
kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :
1.
Tujuan
pendidikan apa yang harus dicapai oleh sekolah?
2.
Pengalaman-pengalaman
apakah yang semestinya diberikan untuk mencapai tujuan pendidikan?
3.
Bagaimanakah
pengalaman-pengalaman pendidikan sebaiknya diorganisasikan?
4.
Bagaimanakah
menentukan bahwa tujuan telah tercapai?
Oleh
karena itu, menurut Tyler ada 4 tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan
kurikulum yang meliputi :
1.
Menentukan
tujuan pendidikan.
2.
Menentukan
proses pembelajaran yang harus dilakukan.
3.
Menentukan
organisasi pengalaman belajar.
4.
Menentukan
evaluasi pembelajaran.
Berikut
ini penjelasan setiap tahapan model pengembangan kurikulum Tyler :
1.
Menentukan
Tujuan Pendidikan
Tujuan
pendidikan merupakan arah atau sasaran yang harus dicapai dalam program
pendidikan dan pembelajaran. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan sebagai
sumber dalam penentuan tjuan pendidikan menurut Tyler yaitu : a) Hakikat
peserta didik. b) Kehidupan masyarakat masa kini dan c) Pandangan para ahli
bidang studi. Selanjutnya difilter oleh nilai-nilai filosofis masyarakat dan
nilai filosofis pendidikan serta psikologi belajar.
Ada
liam faktor yang menjadi arah penentuan tujuan pendidikan, yaitu : pengembangan
kemampuan berpikir, membantu memperoleh informasi, pengembangan sikap
kemasyarakatan, pengembangan minat peserta didik dan pengembangan sikap social.
2.
Menentukan Proses Pembelajaran
Salah
satu aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah
persepsi dan latar belakang kemampuan peserta didik. Artinya, pengalaman yang
sudah diperoleh siswa harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan proses
pembelajaran selanjutnya.
3.
Menetukan
Proses Pengalaman Belajar
Pengalaman
belajar harus mencakup tahapan-tahapan balajar dan isi atau materi
pembelajaran. Pengalaman harus diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat
memudahkan dalam pencapaian tujuan.
4.
Menentuakn
Evaluasi Pembelajaran
Jenis
penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan
pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.
Model
Administratif
Pengembangan
kurikulum model ini juga disebut dengan istilah dari atas ke bawah (top down),
artinya pengembangan kurikulum ini merupakan ide awal dan pelaksanaannya
dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan bijakan berkaitan
dengan pengembangan kurikulum. Langkah kedua adalah membuat suatu tim panitia
pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum yang didukung oleh beberapa
anggota yang terdiri dari para ahli, yaitu : ahli pendidikan, kurikulum,
disiplin ilmu, tokoh masyarakat, tim pelaksana pendidikan, dan pihak dunia
kerja.
Tim
ini bertugas untuk mengembangkan konsep-konsep umum, landasan, rujukan, maupun
strategi pengembangan kurikulum yang selanjutnya menyusun kurikulum secara
operasional berkaitan dengan pengembangan atau perumusan tujuan pendidikan
maupun pembelajaran, pemilihan dan penyusunan rambu-rambu dan substansi materi
pelajaran, menyusun alternative proses pembelajaran, dan menentukan penilaian
pembelajaran.
Selanjutnya
kurikulum yang sudah disusun kemudian diajukan untuk diperiksa dan diperbaiki oleh
tim pengarah. Tim ini melakukan penyesuaian antara aspek-aspek kurikulum secara
terkoordinasi dan menyiapkan secara system dalam rangka uji coba maupun dalam
rangka sosialisasi dan penyebarluasan. Setelah perbaikan, kurikulum tersebut
perlu diujicobakan secara nyata dibeberapa sekolah yang dianggap
representative. Pelaksana uji coba adalah tenaga professional sebagai pelaksana
lapangan, yaitu kepala sekolah dan guru-guru yang tidak dilibatkan dalam
penyusunan kurikulum.
Supaya
uji tersebut mengahasilkan masukan yang efektive maka diperlukan kegiatan
monitoring dan evaluasi yang fungsinya untuk memperbaiki atau yang
menyempurnakan berdasarkan pelaksanaan di lapangan. Kurikulum ini merupakan
kurikulum yang bentuknya seragam dan bersifat sentralistik, sehingga kurang
sesuia jika diterapkan dalam dunia pendidikan yang menganut desentralisasi.
Selain dari pada itu, kurikulum ini kurang tanggap terhadaop perubahan nyata
yang dihadapi para pelaksana kurikulum di lapangan. Perubahan lebih cenderung
dilakukan berdasarkan pola pikir pihak atasan pendidikan.
3.
Model Grass Roots
Pengembangan
kurikulum model ini merupakan kebalikan dari model administratif.Model Grass
Roots merupakan model pengembangan kurikulum yang dimulai dari arus bawah atau
dari bawah ke atas.Model ini diberi nama
Grass Roots karena inisiatif dan gagasan pengembangan kurikulum datang dari
seorang guru atau sekelompok guru disuatu sekolah. Model
Grass Roots lebih demokratis karena pengembangan dilakukan oleh para pelaksana
di lapangan, sehingga perbaikan dan peningkatan dapat dimulai dari unit-unit
terkecil dan spesifik menuju bagian yang lebih besar. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan model ini yaitu :
1. Guru
harus memiliki kemampuan yang professional
2. Guru
harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum, penyelesaian kurikulum
3. Guru
harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan
4. Pertemuan
kelompok yang dilakukukan guru akan berdampak terhadap pemahaman guru dan akan
menghasilkan konsensus tujuan, prinsip, maupun rencana-rencana.
Dalam
prosesnya, guru-guru harus mampu melakukan kerja operasional dalam pengembangan
kurikulum secara kooperatif sehingga dapat menghasilkan suatu kurikulum yang
sistematik.Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, pengembangan kurikulum model
ini sangat membutuhkan dukungan moril maupun materil yang bersifat kondusif
dari pihak pimpinan.
4.
Model Demonstrasi
Menurut Smith, Stanley
dan Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini. Pertama ada beberapa
kelebihan model pengembangan ini, yaitu :
Pertama,
sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan
ditunjuk untuk melaksanakan suatu uji coba atau eksperimen suatu kurikulum.Unit
ini melakukan suatu proyek melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk
menghasilkan suatu model kurikulum.Pengembangan model ini biasanya diprakarsai
oleh pihak Departemen Pendidikan dan dilaksanakan oleh kelompok guru dalam
rangka inovasi dan perbaikan suatu kurikulum.
Kedua,
dari beberapa orang guru yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang sudah
ada, kemudian mereka mengadakan eksperimen, uji coba, dan mengadakan
pengembangan secara mandiri.Pada dasarnya guru melakukan percobaan yang belum
pernah ada sebelumnya dan merupakan suatu inovasi terhadap kurikulum. Dengan
harapan akan ditemukan pengembangan kurikulum yang lebih baik dari yang telah
ada sebelumnya.
Ada
beberapa kelebihan dalam penerapan model pengembangan ini, yaitu :
1. Kurikulum
ini akan lebih nyata dan praktis karena dihasilkan melalui proses yang telah
diuji dan diteliti secara ilmiah
2. Perubahan
kurikulum dalam skala kecil atau pada aspek yang lebih khusus kemungkinan kecil
akan ditolak oleh pihak administrator, akan berbeda dengan perubahan kurikulum
yang sangat luas dan kompleks
3. Hakekat
model demonstrasi berskala kecil akan terhindar dari kesenjangan dokumen dan
pelaksanaan dilapangan
4. Model
ini akan menggerakan inisiatif, kreativitas guru-guru serta memberdayakan
sumber-sumber administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan minat guru dalam
mengembangkan program baru.
5.
Model Miller-Seller
Model pengembangan
Miller-Seller merupakan pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi
(Gagne) dan model transaksi (Taba’s & Robinson), dengan tahapan
pengembangangan sebagai berikut :
1. Klarifikasi
Orientasi Kurikulum
Orientasi ini
merefleksikan pandangan filosofis, psikologis dan sosiologis terhadap kurikulum
yang seharusnnya dikembangkan.Menurut Miller Seller ada tiga jenis orientasi
kurikulum yaitu transmisi, transaksi dan transformasi.
2. Pengembangan
Tujuan
Langkah berikutnya
adalah mengembangkan tujuan umum (aims) dan tujuan khusus berdasarkan orientasi
kurikulum yang bersangkutan. Tujuan umum dalam konteks ini adalah merefleksikan
pandangan orang (image person) dan pandangan kemasyarakatan.Oleh karena itu
perlu dikembangkan tujuan-tujuan yang lebih khusus hingga pada tujuan
instruksional.
3. Identifikasi
Model Mengajar
Pada tahap ini
pelaksana kurikulum perlu mengidentifikasi srategi mengajar yang akan digunakan
yang disesuaikan dengan tujuan dan orientasi kurikulum. Ada beberapa criteria
yang harus diperhatikan dalam menentukan model mengajar yang akan digunakan
yaitu :
a) Disesuaikan
dengan tujuan umum maupun tujuan khusus.
b) Strukturnya
harus sesuai dengan kenutuhan siswa.
c) Guru
yang menerapkan kurikulum ini harus sudah memahami secara utuh, sudah dilatih,
dan mendukung model.
d) Tersedia
sumber-sumber yang esensial dalam pengembangan model.
4. Implementasi
Implementasi sebaiknya dilaksanakan
dengan memperhatikan komponen-komponen program studi, identifikasi sumber,
peranan, pengembangan professional, penetapan waktu, komunikasi dan sistem
monitoring. Langkah ini merupakan langkah akhir dalam pengembangan
kurikulum.Prosedur orientasi yang dibakukan pada umumnya tidak sesuai dengan
kurikulum tranformasi, sebaliknya kurikulum transmisi pada umumnya menggunakan
teknik-teknik evaluasi berstruktur dalam menilai kesesuaian antara
pengalaman-pengalaman, stategi belajar dan tujuan pendidikan.
f. Model Taba ( Inverted Model)
Model
Taba merupakan modifikasi dari model Tyler. Taba mempercayai bahwa guru
merupakan factor utama dalam usaha pengembangan kurikulum. Menurut Taba, guru
harus penuh aktif dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang
dilakukan guru dan memposisikan guru sebagai innovator dalam pengembangan
kurikulum merupakan karakteristik dalam model pengembangan Taba.Dalam
pengembangannya, model ini bersifat induktif, berbeda dengan model tradisional
yang deduktif. Langkah-langkahnya yaitu :
1. Mengadakan
unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru
Dalam kegiatan ini
perlu mempersiapkan (a) perencanaan berdasarkan pada teori-teori kuat, (b)
eksperimen harus dilakukan di dalam kelas agar menghasilakan data empiric dan
teruji. Unit eksperimen ini harus dirancang melalui tahapan, yaitu :
1) Mendiagnosis
kebutuhan.
2) Merumuskan
tujuan-tujuan khusus.
3) Memilih
isi.
4) Mengorganisasi
isi.
5) Memilih
pengalaman belajar.
6) Mengevaluasi.
7) Melihat
sekuens dan keseimbangan (Taba, 1962: 347).
2. Menguji
unit eksperimen
Unit yang sudah
dihasilkan pada langkah pertama diuji cobakan di kelas-kelas eksperimen pada
berbagai situasi dan kondisi belajar.Pengujian dilakukan untuk mengetahui
tingkat validitas dan kepraktisan sehingga dapat menghimpun data untuk
penyempurnaan.
3. Mengadakan
revisi dan konsolidasi
Perbaikan dan
penyempurnaan dilakukan berdasarkan pada pada data yang dihimpun
sebelumnya.Dilakukan juga konsolidasi, yaitu penarikan kesimpulan pada hal-hal
yang bersifat umum dan konsistensi teori yang digunakan.Produk dari langkah ini
adalah berupa teaching learning unit yang telah teruji di lapangan.
4. Pengembangan
keseluruhan kerangka kurikulum (developing a framework)
Apabila kegiatan
penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya yang lebih menyeluruh
atau berlaku lebih luas, hal itu harus dikaji oleh para ahli kurikulum. Ada
beberapa pertanyaan yang perlu dijawab : a) apakah lingkup isi telah memadai?
b) apakah isi telah tersusun secara logis? c) apakah pembelajaran telah
memberikan peluang terhadap pengembangan intelektual, keterampilan, dan sikap?
d) dan apakah konsep dasar sudah terakomodasi.
5. Implementasi
dan desiminasi
Penerapan dan
penyebarluasan program kedaerahan dan sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan
tentang kesulitan serta permaslahan yan dihadapi guru-guru dilapangan.Oleh
karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan di lapangan yang berkaitan
dengan aspek-aspek penerpan kurikulum.
g.
Model Beauchamp
Dikembangkan
oleh George A. Beauchamp, seorang ahli kurikulum. Menurut Beauchamp (1931)
proses pengembangan kurikulum meliputi lima tahap, yaitu:
1) Menentukan
arena atau wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum. Atau pada wilayah manakah
kurikulum itu akan diterapkan, satu sekolah, satu kecamatan, satu kabupaten,
satu provinsi, atau secara nasional. Penentuan tahapan ini ditentukan pemegang
wewenang yang dimiliki pengambil kebijakan dibidang kurikulum.
2) Menetapkan
personalia. Tahap ini menetukan siapa saja orang yang akan terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang sebaiknya dilibatkan,
yaitu: (a) para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan
kurikulum dan ahli bidang studi; (b) para ahli pendidikan dari perguruan tinggi
atau sekolah dan guru-guru terpilih; (c) masyarakat prfesional dalam bidang
pendidikan; (d) profesional lain dan tokoh masyarakat.
3) Organisasi
dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini berkenaan dengan prosedur
dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman
belajar, serta kegiatan evaluasi, juga dalam menentukan desain kurikulum secara
keseluruhan.
4) Implementasi
kurikulum. Yaitu pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan oleh tim
pengembang
5) Evaluasi
kurikulum. Hal-hal penting yang perlu dievaluasi yaitu: (a) pelaksanaan
kurikullum oleh guru-guru, (b) desain kurikulum, (c) hasil belajar siswa, (d)
keseluruhan dari sistem kurikulum.
2. Organisasi kurikulum
Ada
beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam organisasi kuikulum
diantaranya berkaitan dengan ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence),
kontinuitas, keseimbangan, dan keterpaduan (integrated).
Ruang
lingkup dan urutan bahan pelajaran merupakan salah satu prinsip yang harus
dipertimbangkan dalam suatu kurikulum.
Setiap pola kurikulum memiliki memiliki ruang lingkup materi pelajran yang
berbeda.Selain cakupan materi, yang perlu diperhatikan adalah organnisasi
kurikulum, yaitu bagaimana urutan materi tersebut harus disajikan dalam
kurikulum.
Kontinuitas
kurikulum dalam organisasi kurikulumperlu diperhatikan terutama berkaitan
dengan substansi bahan yagn diplejari siswa, jangan sampai terjadi pengulangan
yang tidak perlu atau loncatan-loncatan materi yang tidak jelas kaitan dan
gradasi tingkat kesukarannya.
Keseimbangan
bahan pelajaran perlu dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum. Ada dua aspek
yang harus diperhatikan, 1) keseimbangan substansi bahan atau isi kurikuklum,
2)keseimbangan yang berkaitan dengan cara atau proses belajar.
Pengkategorian
sistem organisasi kurikulum, 1) organisasi kurikulum berdasarkan mata
pelajaran, 2) organisasi kurikulum terintegrasi.
a.
Organisasi
Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject
Curriuculum)
Dibedakan atas
empat pola, yaitu: Separated Subject
Curriculum, Correlated Curriculum, Broadfields Curriculum, dan Integrated Curriculum.
1)
Mata
Pelajaran Terpisah (Separated Subject
Curriculum)
Mata pelajaran yang terpisah-pisah bertujuan agar
generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang
telah dikumpulkan secara berabad-abad, agar mereka tidak perlu mencari dan
menemukan kembali dengan apa yang telah diperoleh dari generasi terdahulu
(Nasution, 1986).
Dalam
proses pembelajarannya, bentuk kurikulum ini cenderung kurang mempehatikan
aktivitas siswa, karena yang dianggap penting adalah penyampaian sejumlah
informasi sebagai bahan pelajaran dapat diterima dan dihafal oleh siswa.
Secara
fungsional, bentuk kurikulum ini memiliki kekurangan dan
kelebihan.Kekurangan pola mata pelajaran
yang terpisah-pisah, yaitu:
a) Bahan
pelajran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah, tidak menggambarkan
adanya hubungan antra materi satu dengan materi yang lainnya.
b) Bahan
pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak bersifat aktual.
c) Proses
belajar lebih mengutamakan aktivitas guru sedangkan siswa cenderung pasif.
d) Bahan
pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan sosial yang dihadapi siswa
maupun kebutuhan masyarakat.
e) Bahan
pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan dari masa lalu yang terlepas
dengan kejadian masa sekarang dan masa yang akan datang.
f) Proses
dan bahan pelajaran sangat kurang memperhatikan bakat, minat, dan kebutuhan
siswa.
Kelebihan
pola mata pelajaran terpisah-pisah adalah:
a) Bahan
pelajaran disusun secara sistematis, logis, sederhana, dan mudah dipelajari.
b) Dapat dilaksankan untuk mewariskan nilai-nilai
dan budaya terdahulu.
c) Kurikulum
ini mudah diubah dan dikembangkan.
d) Bentuk
kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain, bahkan mudah untuk diperluas
dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
2) Mata Pelajaran Terhubung
(Correlated Curriculum)
Pola
kurikulum korelasi yaitu pola organisasi isi kurikulum yang menghubungkan
pembahasan suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, atau satu pokok
bahasan dengan pokok bahasan lainnya.Materi kurikulum yang terlepas-lepas
diupayakan dihubungkan dengan materi kurikulum atau mata pelajaran yang sejenis
atau relevan dengan tujuan pembelajaran sehingga dapat memperkaya wawasan
siswa.
Ada
beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pola kurikulum jenis ini. Kekurangannya
adalah :
a. Bahan
pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang begitu mendalam.
b. Kurikulum
ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang aktual yang langsung berhubungan
dengan kehidupan nyata siswa.
c. Kurikulum
ini kurang memperhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa.
d. Apabila
prinsip penggabungan belum dipahami kemungkinan bahan pelajaran yang
disampaikan terlampau abstrak.
Sedangkan kelebihan
pola mata pelajaran terhubung (correlated curriculum) adalah :
a. Ada
keterhubungan antar materi pelajaran walau sebatas beberapa mata pelajaran.
b. Memberikan
wawasan yang lebih luas dalam lingkup satu bidang studi.
c. Menambah
minat siswa untu mempelajari mata pelajaran yang terkorelasi
Bahan
pelajaran dalam organisasi kurikulum ini memungkinkan substansi pembelajaran
bisa lebih bermakna dan mendalam dibandingkan dengan mata pelajaran yang
terpisah-pisah.
3) Fusi Mata Pelajaran
Fusi
mata pelajaran atau dikenal dengan istilah broadfiels
curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang menghapuskan batas-batas
mata pelajaran dan menyatukan mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam
satu kesatuan. Tipe organisasi ini mula pertama dikemukakan oleh Phenik,
tujuannya adalah agar para pendidik mengerti jenis-jenis arti perkembangan
kebudayaan yang efektif, manfaat yang didapat dari berbagai ragam disiplin
ilmu, dan upaya mendidik anak agar menghasilkan anak yang civilized (Idi,
1999:29).
Beberapa
disiplin ilmu sejenis disatukan dalam satu mata pelajaran tertentu. Nama payung
mata pelajaran ini bisa beragam, namun dalam sistem pendidikan formal atau
persekolahan, kita mengenal, nama mata pelajaran :
a. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil peleburan dari Ilmu Fisika, Ilmu Hayat,
Ilmu Kimia dan Ilmu Kesehatan.
b. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan hasil peleburan Ilmu Bumi, Sejarah,
Civic, Hkum, Geografi,
Ekonomi, dll.
c. Bahasa,
hasil peleburan Membaca, Menulis, Menyimak, Mengarang dan Pengetahuan Bahasa.
d. Matematika,
hasil peleburan dari Berhitung, Aljabar, Ilmu Ukur Sudut, Bidang, Ruang dan
Statistik
e. Kesenian,
hasil peleburan dari Seni Tari, Seni Suara, Seni Klasik, Seni Pahat dan Drama
Model Organisasi
ini memilki keunggulan, diantaranya adalah mata pelajaran akan semakin
dirasakan kegunaannya, sehingga memungkinkan pengadaan mata pelajaran yang kaya
akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar generalisasi. Sementara
kelemahannya adalah hanya memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, kurang
logis dari suatu mata pelajaran (Soetopo dan Soemanto dalam Idi 1999:
29-30)
4)
Kurikulum Terpadu
(Integrated
Learning)
Kurikulum ini
memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu (integrated) secara
menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pelajaran pada satu
masalah tertentu dengan alternative pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu
atau mata pelajaran yang diperlukan, sehingga batas-batas antar mata pelajran
menjadi ditiadakan.Kurikulum ini memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar
secara kelompok atau individu lebih memberdayakan masyarakat sebagai sumber
belajar, memungkinkan pembelajaran bersifat individu terpenuhi, serta dapat
melibatkan siswa dalam program pembelajaran. Bahan pelajaran dalam kurikulum
ini akan bermanfaat secara fungsional, dalam pembelajaran akan dapat
meningkatkan kemampuan siswa baik secara proses maupun produk, selalu actual
sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat maupun siswa sebagai individu yang
utuh, sehingga bahan pelajaran yang dipelajari selalu sesuai dengan bakat,
minat dan potensi siswa.
Ada beberapa
kekurangan dan kelebihan dalam kurikulum bentuk ini. Kekurangan organisasi
kurikulum ini, anatar lain :
a. Kurikulum
dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru
secara khusus dalam pegembangan kurikulum seperti ini.
b. Bahan
pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis.
c. Bahan
pelajaran tidak bersifat sederhana
d. Dapat
memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara mencolok.
e. Kemungkinan
akan memerukan biaya, waktu dan tenaga yang banyak.
Adapun kelebihan dari
kurikulum ini adalah :
a. Mempelajari
bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata
pelajaran secara menyeluruh dalam menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.
b. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan potensi
yang dimilkinya secara individu.
c. Memberikan
kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan permasalahan secara komprehensif dan
dapat mengembangkan belajar secara bekerja sama (cooperative).
d. Mempraktekan
nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran.
e. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara maksimal.
f. Memberikan
kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada pengalaman langsung.
g. Dapat
membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
h. Dapat
menghilangkan batas-batas yang terdapat pada pola kurikulum yang lain.
Beberapa
bentuk organisasi kurikulum dalam kategori ini, diantaranya : Kurikulum Inti (Core Curriculum), Social Function, dan
Persitent Situation, serta Experience
atau Activity Curriculum.
a.
Kurikulum
Inti (Core Curriculum)
Kurikulum Inti
merupakan bagian dari kurikulum terpadu (integrated
curriculum). Beberapa karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini
adalah : 1) kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan, selalu berkaitan,
dan direncanakan secara terus-menerus; 2) isi kurikulum yang dikembangkan
merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling bekaitan; 3) isi kurikulum
selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema yang dihadapi secara aktua;
4) isi kurikulum mengambil atau mengangkat subtansi yang bersifat pribadi
maupun social; 5) isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa,
sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum tetapi substansinya bersifat
problema, pribadi, social dan pengalaman yang terpadu.
b. Social
Functions
dan Persistent Situation
Social functions merupakan bagian dari
kurikulum terpadu.Kurikulum ini didasarkan atas analisis kegiatan-kegiatan
manusia dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia sebagai
individu dan sebagai anggota masyarakat, diantaranya:
1) Memelihara
dan menjaga keamanan masyarakat;
2) Perlindungan
dan pelestarian hidup, kekayaan dan sumber daya alam;
3) Komunikasi
dan teranportasi;
4) Kegiatan
rekreasi;
5) Produksi
dan distribusi barang dan jasa;
6) Ekspresi
rasa keindahan;
7) Kegiatan
pendidikan;
8) Integrasi
kepribadian;
9) Konsumsi
benda dan jasa.
Dalam social functions
ini dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan manusia yang dapat dijadikan
sebagai topi pembelajaran. Kegiatan-kegiatan manusia di masyarakat setiap saat
akan berubah sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga substansi social
functions bersifat dinamis.
Sebagai modifikasi dari
social functions adalah persistent life situation, kajian
substansi dalam kurikulum ini lebih mendalam dan terarah. Dalam persistent life
situations, karakteristiknya adalah situasi yang diangkat senantiasa yang
dihadapi manusia dalam hidupnya, masa lalu, saat ini, dan masa yanga akan
datang. Secara umum ada 3 kelompok situasi yang akan dihadapi manusia, yaitu:
1) Situasi-situasi
mengenai perkembangan individu manusia, diantaranya:
a) Kesehatan.
Manusia perlu memenuhi kebutuhan fisiologis, emosional, sosial sampai pada
pencegahan penyakit.
b) Intelektual.
Menusia memerlukan kemampuan untuk mengemukakan pendapat, memahami pikiran
orang lain, berhitung, dan bekerja yang efektif.
c) Moral.
Kebebasan individu, tanggung jawab atas diri dan orang lain.
d) Keindahan.
Mencari sumbernya pada diri sendiri maupun
dalam lingkungan.
2) Situasi
untuk perkembangan partipasi sosial, yaitu:
a) Hubungan
antar pribadi. Mengusahakan hubungan sosial dan hubungan kerja yang baik dengan
sesama.
b) Kenggotaan
kelompok. Memasuki lingkungan kelompok, partispasi, dan kepemimpinan dalam
kelompok.
c) Hubungan
antar kelompok. Kerjasama dengan kelompok rasional, agama dan nasional,
kelompok sosio-emosional.
3) Situasi-situasi
untuk perkembangan kemampuan menghadapi faktor-faktor ekonomi dan daya-daya
lingkungan.
a) Bersifat
alamiah. Gejala fisik tanaman, binatang, serangga, daya fisik, dan kimiawi.
b) Sumber
teknologi. Penggunaan serta pengembangan teknologi.
c) Struktur
dan daya-daya sosial ekonomi. Mencari nafkah, memperoleh barang-barang jasa,
mengusahakan kesejahteraan sosia, mempengruhi pendapat umum, pertisipasi dalam
pemerintahan local maupun nasional (Nasution, 1988).
Dalam kurikulum 2004
mulai dikembangkan pendidikan yang berorientasiu pada kecakapanb hidup (life skills).Dasar pemikirannya adalah
bahwa kualitas sumber daya menusia perlu ditingkatkan melalui pendidikan,
terutama pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas berpikir, kalbu, dan fisik
serta dapat memilih kegiatan-kegiatan kehidupan yang seharusnya dilakukan siswa
sebagai manusia.Kecakapan hidup adalah pengetahuan yang luas dan interaksi
kecakapan yang diperkirakan merupakan kebutuhan esensial bagi manusia dewasa
untuk dapat hidup secara mandiri di masyarakat. Pendidikan yang berorientasi
pada pengembangan kecakapan hidup (life
skills) merupakan bagian dalam pengembangan kurikulum terpadu, karena
pengembangan kecakapan hidup seharusnya tidak berdiri sendiri melainkan
terintegrasi dengan disiplin ilmu atau mata pelajaran yang lain. Supaya tidak
menjadi dangkal maka substansi pengembangan kecakapan hidup harus terpadu
dengan mata pelajaran yang sesuai dengan struktur kurikulum disekolah tersebut,
bukan sekedar pendidikan keterampilan atau vokasional dasar yang
terpisah-pisah.
c. Experience
atau Activity Curriculum
Experience curriculum sering disebut
juga dengan activity curriculum.Kurikulum
ini cenderung mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa
dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegrasi dengan lingkungan maupun
dengan potensi siswa.Kurikulum ini pada hakikatnya menekankan pada pentingnya
siswa berbuat dan melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya vokasional, tetapi
tidak meniadakan aspek intelektual atau akademik siswa.Salah satu karakteristik
dari kurikulum ini adalah untuk memberikan pendidikan keterampilan atau
kejujuran tetapi didalamnya tercakup pengembangan kemampuan intelektual dan
akademik yang berkaitan dengan
aspek keterampilan dan kejujuran
tersebut.Dengan demikian siswa belajar tidak hanya bersifat manual tetapi
bersifat reaktif dan prolematik sesuai dengan keterampilan yang sedang dipelajarinya.
Kurikulum terpadu dipelopori oleh John Dewey, yang intinya bahwa pemebelajaran
harus secara learning by doing dan problem based learning. Konsep-konsep
tersebut pada umumnya sudah diterapkan pada activity
curriculum, model kurikulum ini sering juga disebut pembelajaran proyek.
Ada
empat tipe pembelajaran proyek yang dapat dikembangkan dalam activity curriculum, diantarnya:
a) Contruction on
creative project. Pembelajarn ini bertujuan untuk
mengembangkan ide-ide atau merealisasikan suatu ide dalam suatu bentuk
tertentu, misalnya: membuat paying, membuat tas dengan mode tertentu, menulis
gagasan atau surat, atau menciptakan permainan.
b) Appreciation on
enjoyment project. Pembelajaran ini bertujuan menikmati
pengelaman-pengalaman dalam bentuk apresiasi atau estetis (estetika), misalnya
menyaksikan permainan drama, mendengarkan music, menghayati gambar hasil seni,
mendengarkan cerita, atau membaca karangan.
c) The problem
project. Pembelajaran ini bertujuan untuk memecahkan
masalah yang bersifat intelektual tetapi ada substansi keterampilannya
(vokasional), misalnya bagaimana penanggulangan flu burung? Permasalahan
tersebut memerlukan jawaban yang intelektual, tetapi tidak menutup kemungkinan
dibahas tentang bagaimana cara membersihkan kandang unggas dengan cara
simulasi.
d) The drill or
specific project. Pembelajaran ini bertujuan memperoleh
beberapa item atau tingkat keterampilan, misalnya bagaimana mengoprasikan kamera
digita, bagaimana cara menulis makalah yang benar dan sebagainya.
Beberapa keuntungan
yang akan dirasakan dalam pembelajaran jenis ini, diantaranya:
a. Siswa
akan berpartisispasi sepenuhnya dalam situasi belajar karena siswa akan
mengalami dan melakukan secara langsung berbagai kegiatan yang telah
direncanakan.
b. Pembelajarn
ini akan menerapkan berbagai prinsip-prinsip belajar yang dapat mengoptimalkan
kemampuan siswa dalam pembelajaran.
c. Mengandung
aspek estetika, intelektual, vokasional, dan kreativitas siswa.
Metode proyek merupakan
bagian dari activity curriculum, ada kesamaan dengan sistem pengajaran unit (unit teaching).Pengejaran unit merupakan
pengalaman belajar yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang
berpusat pada sebuah pokok atau permasalahan. Ada dua jenis sumber pembelajaran
unit: 1) berpusat pada bahan pelajaran (subject
matter), artinya topik atau permasalahan diambil atau diangkat dari
topic-topik mata pelajaran; 2) berpusat pada pengalaman (experience atau
situation), artinya topic permasalahan diangkat dari situasi lingkungan
masyarakat yang dipadukan dengan kebutuhan atau tentang yang dimiliki siswa.
Bentuk pembelajaran
unit juga telah digunakan dalam kurikulum 2004, seperti pendekatan terpadu dan
pendekatan tematik pada kelas rendah disekolah dasar.Pendekatan pembelajaran
terpadu dalam kurikulum integrasi pada dasarnya banyak membantu siswa untuk
mengintegrasikan dirinya dengan yang ada didalam maupun diluar diri siswa
sehingga bermakna bagi siswa. Aspek individual siswa menjadi dasar yang selalu
diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran
terpadu juga banyak memberikan kesempatan dalam menerapkan nilai-nilai
demokrasi dan kerjasama dalama kelompok sehingga akan terbentuk kemampuan
sosial dalam pengalaman belajar. Tidak dapat disangkal lagi bahwa pembelajaran
ini akan menempatkan siswa sebagai pembelajar yang melakukan aktivitas secara
langsung dalam substansi yang dipelajarinya. Namun demikian sebagaimana telah
dikemukakan diatas bahwa kurikulum terpadu memiliki kekurangan yang harus
diminimalisir supaya tujuan dalam pembelajaran ini dapat dicapai secara
efektif.
maksih buk sngat bermanfaat
BalasHapusGreat ...^^
BalasHapusizin copas ya ? :)
BalasHapusIzin copas ya? Terima kasih ilmunya.
BalasHapusterimakasih bu. izin copas. barakallah
BalasHapusterimakasih bu. izin copas. barakallah
BalasHapusizin copas, makasih
BalasHapusBet365 Casino Review - Mapyro
BalasHapusPlay at Bet365 Casino for 서산 출장마사지 real money here on 태백 출장안마 Mapyro. Bet365 Casino. 제천 출장안마 Check the game 성남 출장마사지 reviews, bonus offers and offers. 순천 출장마사지 Bet365 Casino.